Sebuah Kenyataan Yang Menyayat Hati

1428 Kata

"Mas Adrian..." Hanya itu yang keluar dari bibir Vanila, sebelum ia berdiri dan langsung memeluk suaminya. Pelukan erat, pelukan seorang istri yang telah menahan rindu terlalu lama. Tubuhnya bergetar di d**a Adrian, tapi ia tak berkata apa-apa lagi. Tak ada penjelasan, tak ada permintaan maaf. Hanya keheningan dan pelukan yang menjelaskan segalanya. Adrian membalas pelukan itu. Tubuh kekarnya tampak menegang, seolah tak percaya bahwa wanita dalam pelukannya nyata. Tangannya menyentuh rambut Vanila, mencium puncak kepalanya, menghirup harum tubuh istrinya yang selalu ia rindukan. Tapi kemudian, langkah kaki terdengar di belakang Vanila. Wanita paruh baya yang tadi malam terlihat di samping Vanila saat pesta masih berlangsung, kini berdiri tenang. Wajahnya teduh, matanya bijak, dan ada a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN