Saat Vanila Memilih Percaya

1041 Kata

Kafe itu tak terlalu ramai siang ini. Vanila dan Tiara duduk di pojok ruangan, menyeruput teh hangat sambil sesekali membicarakan hal-hal ringan. "Gue masih nggak percaya rambut lo bisa sehalus ini sekarang. Tadi yang megang lo stylist terkenal, ya?" goda Tiara sambil merapikan poninya sendiri. Vanila terkekeh. "Jangan iri dong, lo juga kinclong banget tuh mukanya, kayak pantulan wajan baru." Tiara tertawa keras, tapi tawa itu segera terhenti ketika suara gaduh dari dekat pintu masuk membuat semua kepala menoleh. Seorang wanita muda tampak berlari sambil berteriak, mengejar seorang pria yang membawa tas tangannya. "Copet! Tolong! Tas saya!" Refleks, Vanila berdiri. Salah satu bodyguard yang sejak tadi berjaga di luar segera masuk ke kafe setelah Vanila memberi isyarat dengan lambaian

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN