Menghibur Diri Sambil Menunggu

1300 Kata

Adrian menatap layar ponselnya. Pesan dari Vanila akhirnya masuk. Singkat, tapi cukup membuat pikirannya berputar cepat. Adrian menghela napas, sedikit lega dan ia tersenyum kecil. Ia memegang ponsel dengan satu tangan, duduk di sofa kulit rumah sakit dengan tubuh masih mengenakan pakaian pasien. Infus kecil masih menempel di tangan kirinya. Seluruh tubuhnya terasa berat, bukan karena obat penenang yang sempat disuntikkan sebelum prosedur, tapi karena sesak di dadanya yang belum hilang sejak tadi. Adrian mengusap wajahnya. Ponsel itu diletakkan di atas meja, lalu diambil kembali. Diulanginya membaca pesan Vanila. Ia menutup mata sebentar, lalu membuka lagi. Napasnya berat, lebih berat dari biasanya. Ada rasa ingin marah. Tapi kepada siapa? Kepada Vanila? Karena dia mengabaikan pesan-

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN