Adrian menggeleng pelan. “Nggak ada apa-apa. Cuma pekerjaan. Ada meeting mendadak setelah nganter kamu. Satu dua hal yang harus Mas selesaikan.” Vanila diam. Ia tahu Adrian tak pernah suka membicarakan pekerjaannya terlalu jauh, apalagi jika ia sedang menyembunyikan sesuatu demi membuatnya tenang. Mobil berhenti di depan rumah mereka. Pintu dibukakan, dan Adrian turun lebih dulu, lalu membantu Vanila keluar dari mobil dengan gerakan lembut. Ia menggenggam tangan Vanila erat-erat, tak langsung melepaskannya. “Mas langsung pergi?” tanya Vanila, menatap suaminya dengan mata yang menyiratkan kekhawatiran. “Iya. Tapi nggak lama. Kamu istirahat dulu, ya.” Vanila mengangguk, walau masih ragu. Ia menahan tangan Adrian lebih lama dari biasanya. “Mas…” Adrian langsung memeluknya erat. “Percaya