Adrian mengeratkan lengannya di pinggang Vanila, menyandarkan dagunya di pundak sang istri. Tubuh mereka masih menyatu di balik selimut, saling menghangatkan satu sama lain. Aroma tubuh Adrian yang khas, bercampur dengan sisa parfum Vanila, menciptakan atmosfer yang nyaman dan membuat mereka enggan beranjak. “Selamat pagi, Sayang,” bisik Adrian dengan suara serak khas bangun tidur. Vanila memutar tubuhnya perlahan, menatap wajah suaminya yang kusut namun tetap tampan. “Selamat pagi juga, Mas.” Ia mengelus rahang Adrian yang mulai ditumbuhi janggut halus, lalu mencium bibirnya singkat. Adrian menarik Vanila ke dadanya. “Masih ngantuk?” “Ngantuk, tapi bahagia.” Vanila memejamkan mata sejenak sambil menempelkan pipinya ke d**a Adrian. “Andai nggak harus pulang siang ini.” Adrian mengusap