Di dapur, Vanila sibuk mempersiapkan semangkuk ramen spesial—menu sederhana yang entah kenapa selalu berhasil menyenangkan hati suaminya. Ia memasukkan dua butir telur rebus ke dalam panci kecil kesukaan Adrian. Panci itu sudah lama tak ia pakai, tapi malam ini Vanila merasa harus mengulang kenangan kecil yang pernah membuat Adrian tersenyum paling tulus. Saat pintu utama terbuka, langkah kaki berat dan suara jas yang dilepas terdengar jelas. Vanila langsung menyambut, "Mas, sudah pulang? Duduk dulu, aku masak ramen spesial." Adrian yang baru menurunkan tas kerjanya langsung menoleh, dan sudut bibirnya terangkat pelan. "Ramen?" "Yang dua telur, pakai panci kecil itu," jawab Vanila, matanya berbinar kecil, meski sedikit gugup menyembunyikan hari panjangnya. Adrian berjalan mendekat ke