Mobil hitam itu sudah menunggu di seberang gerbang kampus saat Vanila keluar dengan langkah ringan. Sore ini langit tak terlalu cerah, tapi senyumnya cukup menghangatkan pemandangan. Ia langsung melihat Adrian yang berdiri di sisi mobil, menunggu dengan tangan dimasukkan ke saku celana.
Vanila tersenyum, menghampiri suaminya dan langsung memeluknya tanpa berkata apa pun.
Adrian merespons dengan satu kecupan singkat di ubun-ubunnya, lalu membukakan pintu mobil. “Ayo pulang. Kamu pasti capek.”
“Lumayan,” jawab Vanila, masuk ke mobil dan menunggu Adrian duduk di balik kemudi.
Sepanjang perjalanan, suasana terasa tenang. Mereka saling bertukar cerita ringan. Adrian menanyakan kelas Vanila, Vanila menanggapi dengan candaan khasnya. Tapi di balik senyuman Vanila, pikirannya masih tertinggal
