Keesokan harinya, setelah berkutat dengan kesibukan masing-masing. Vanila yang baru saja menyelesaikan beberapa bagian skripsinya dibantu Adrian, walaupun bukan benar-benar dibantu, karena akhirnya momen bantuan itu malah berubah jadi momen panas keduanya. Kini, Vanila dan Adrian akan segera beristirahat, setelah aktifitas padat keduanya pagi sampai menjelang sore. Kamar mereka sudah redup, hanya lampu tidur di sudut yang menyala temaram. Adrian duduk di tepi ranjang, masih mengenakan kemeja santai dengan beberapa kancing terlepas, kacamata bacanya bertengger di hidung. Di tangannya, ponsel menampilkan sederet dokumen yang sejak tadi ia baca. Suara ritsleting tas makeup terdengar pelan. Vanila berdiri di depan cermin, masih dengan piyama satin yang longgar, rambutnya terurai berantakan.