Sebuah Ancaman Memuakkan

989 Kata

Lounge pribadi di lantai tiga puluh satu itu tak pernah seramai malam ini. Namun ruangan itu tetap sunyi. Hanya ada dua pria, dua gelas scotch yang masih penuh, dan cahaya lampu kuning redup yang memantul di kaca jendela. Adrian duduk tegak di sofa kulit hitam yang dirancang khusus untuknya. Jasnya tetap terpasang rapi, dasinya tak bergeser sedikit pun. Matanya tajam, menatap pria tua di hadapannya. Leonard memasang senyum santai, meski sorot matanya penuh siasat. “Aku langsung saja, Adrian. Kau tahu kenapa aku meminta pertemuan malam ini,” katanya, menyilangkan kaki. “Aku tidak suka ancaman, Leonard.” “Ini bukan ancaman. Ini saran dari orang-orang yang masih ingin mempertahankan kestabilan perusahaan ini.” Adrian meneguk pelan scotchnya. “Stabilitas apa yang dimaksud? Perusahaan kit

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN