Vanila ngos-ngosan setelah melarikan diri dari kejaran para perempuan yang hendak mengepungnya. Ia berlari dan bersembunyi sampai napasnya tidak beraturan. Kalau begini, Vanila menyesal pernah berpikir ingin disukai oleh para wanita. Lebih baik dipandang sinis daripada di kelilingi wanita yang berusaha mengambil perhatiannya. "Astaga, kenapa mereka jadi begitu." Vanila berjongkok di sebuah tempat seperti koridor. Ia tak tahu berada di mana, pesta yang diadakan di hotel mewah itu punya tempat luas nan megah. "Hey, kamu benar istri Adrian?" Vanila mendongak, ia tersentak melihat kemunculan orang dihadapannya. "Kamu?" Vanila pun beranjak bangun. "Ya, saya Viola, mantan tunangan Adrian," jelas orang itu. Vanila menatap ragu wanita dihadapannya. Ia tak pernah tertarik untuk mengurusi