Hansel menatap jam yang berada di dinding. Saat ini jarum jam menunjukkan pukul sembilan lebih dua puluh menit. Mengetahui bahwa Aruna masih belum pulang membuatnya cukup khawatir. Hansel menunduk menatap Jeruk yang tertidur di sofa di sampingnya. “Kenapa majikan lo susah banget dibilangin, sih? Kalau dia kenapa-napa gimana? Bisa-bisa gue yang kena. Masalah sama Pamela aja udah cukup bikin nama gue hancur. Apa kabar nama gue kalau Aruna kenapa-napa? Pasti gue lagi yang disalahin,” gerutunya. “Lagian nih ya, kenapa Aruna kudu keluar malam-malam begini, sih? Mana udah hampir satu jam nggak balik-balik. Apa jangan-jangan dia diculik?” Hansel mendengus sebal lalu mengangkat bokongnya dari sofa. Hansel berjalan menuju ruang tamu. Ia kembali mengintip keluar jendela. Pria yang tadi mengamati