Kasih kembali mengingat peristiwa beberapa jam lalu di pesta yang diselenggarakan oleh Biantara. Kasih masih ingat betul tatapan memuja yang orang-orang tujukan kepadanya. Beberapa dari mereka pun terang-terangan meminta berkenalan dengan Kasih yang tentu saja tidak Kasih tanggapi. Selama Kasih memiliki identitas lain, yaitu Beauty, tampaknya baru tadi lah ia tampil di tempat lain selain kelab malam. Rasanya sungguh menguras energi. Sejujurnya, Kasih memang tidak suka menjadi pusat perhatian orang banyak. Rasanya seperti tengah ditelanjangi oleh mata penasaran orang-orang di ruangan itu. Kasih menghela napas dalam seraya menghapus make up yang masih menempel di wajahnya. “Melelahkan,” gumamnya dengan denguskan napas kasar. Kasih harap, dengan memutus hubungan dengan Biantara sepert