“Dia masih belum pergi juga?” tanya Kasih dengan suara pelan. Biantara menggelengkan kepala setelah masih mendengar obrolan dari depan pintu kamar pas. Kasih mengheka napas dalam seraya merosot lalu duduk di lantai. Biantara melakukan hal yang sama. Mereka duduk berhadapan. Biantara bersandar pada pintu di belakangnya. Sedangkan Kasih, perempuan itu menyandarkan punggungnya ke kaca di belakangnya. “Lakukan sesuatu,” kata Kasih berbisik. “Apa?” “Apa pun,” balas Kasih. “Yang penting kita bisa keluar dari tempat ini.” Biantara menarik napas dalam seraya melonggarkan dasi yang berada di kerah kemejanya. Memangnya apa yang bisa Biantara lakukan? Mereka berdua kan sama-sama terjebak di sini. Jika Biantara keluar untuk memancing Clarissa pergi, bukankah akan semakin aneh jika perempuan i