Kasih sempat menunggu Biantara sekitar lima belas menit sebelum akhirnya pria itu datang ke parkiran mobil. Dengan segera Biantara mengambil alih kemudi dan menyuruh Kasih pindah ke kursi penumpang di samping kursi kemudi. “Kita harus buru-buru pergi dari sini,” kata Biantara seraya menjalankan mobilnya meninggalkan tempat parkir. “Takutnya Clarissa diam-diam mengikuti saya,” tambahnya. “Kamu setakut itu kalau ketahuan sedang bersama denganku di luar kantor?” tanya Kasih dengan santai. Biantara menoleh sekilas ke arah Kasih. “Tidak,” jawabnya. “Yang saya takutkan adalah rumor yang akan tersebar. Juga, saya takut Clarissa kembali melabrak kamu kalau dia tahu kamu di sini sama saya.” Biantara menghela napas lelah seraya kembali fokus menatap arah depan. “Saya nggak akan sanggup menghadap