“Berhenti bersikap konyol,” kata Kasih mencoba untuk tidak terganggu oleh ucapan Biantara barusan. “Saya tidak sedang bersikap konyol, Kinena. Saya hanya sekadar bertanya. Jadi, apa kamu cemburu? Atau apa jangan-jangan kamu memang Beauty?” tanya Biantara lagi sambil memasang ekspresi bersemangat yang tampak begitu menjengkelkan. “Tidak keduanya,” jawab Kasih berusaha bersikap tak acuh. Ia kembali memfokuskan diri pada layar komputer di hadapannya. “Saya bahkan tidak tahu apa yang Anda bicarakan,” tambahnya. “Hmm…,” balas Biantara bergumam seraya mengulum senyum. “Benarkah?” Kasih tidak membalas. Ia mencoba sebisa mungkin mengabaikan Biantara. Kasih merasa, semakin ia meladeni Biantara, pria itu akan semakin seenaknya. Jadi, sebaiknya Kasih tak mengacuhkan bosnya itu. “Oh ya, apa k