Ketika Kasih sudah hendak pulang, tiba-tiba saja salah satu teman kerjanya menghampirinya. “Kasih,” panggil perempuan bernama Dini. “Ya?” “Boleh minta tolong?” tanya Dini memasang ekspresi cemas sekaligus panik. “Minta tolong apa?” “Tolong bantuin gue buat nyerahin dokumen ke Pak Bian,” kata Dini. “Pak Frans nyuruh gue siang tadi buat kasihin dokumen yang diminta Pak Bian,” lanjutnya menunjukkan dokumen yang dipegangnya. “Tapi, gue kelupaan gara-gara sibuk banget ngurusin ini dan itu. Dan gue nggak berani ketemu sama Pak Bian, takut kena marah karena telat kasih dokumen ini. Lo mau bantuin gue nggak? Lo kan cantik dan pemberani.” Dini menampakkan wajah memelas. “Tolong serahin dokumen ini ke Pak Bian, ya? Please.” Kasih tersenyum kecil. “Mana,” katanya mengulurkan tangannya, memi