Bab 115. Hawa mencekam yang tiba-tiba muncul

1802 Kata

Kasih tersenyum melihat buket bunga lily merah muda yang terulur ke arahnya. "Buat kamu, Kinena," kata Biantara tersenyum manis kepada Kasih. "Terima kasih, Bian," balas Kasih menerima buket bunga itu kemudian membelai bunga yang tampak indah itu. "Cantik." "Kalau dibanding sama kamu, tetap saja kalah cantik sih, bunganya," puji Biantara. "Tentu saja," kata Kasih santai. “Aku kan makhluk paling cantik sedunia. Nggak ada yang bisa mengalahkan kecantikanku,” lanjutnya menyombongkan diri dengan nada bercanda. “Wah…, saya jadi merasa beruntung bisa makan malam dengan makhluk paling cantik satu dunia,” balas Biantara terkekeh pelan. Kasih ikut terkekeh bersama dengan Biantara. "Oh ya, kamu mau pesan apa?" tanya Biantara menunjuk buku menu yang berada di meja. Setelah jam pulang kerja,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN