Kejutan Kecil Aurelia 🔥

1135 Kata
Aurelia tidak menyangka jika Damian akan responsif, padahal dia belum menjelaskan detilnya, dan tentu seharusnya Damian merasa aneh. Tapi Damian seolah mengikuti ritme yang Aurelia buat. Septimus makin kacau, dia pasti sudah gila karena melihat perubahan drastis Aurelia yang bertingkah aneh di harinya yang penting. "Tolong, Tuan Damian, saya butuh pacar saya sekarang, dia harus menemani saya menerima penghargaan," kata Septimus dengan nada yang mulai meninggi. Aurelia melepaskan genggaman tangan Septimus, lalu menggenggam tangan Damian. "Maaf, tapi kau bisa menerima sendiri penghargaan itu, atau minta saja Bella, selingkuhanmu untuk menemanimu." Aurelia menatap Septimus dengan mata yang dingin, seolah-olah menantang Septimus untuk membantahnya. Septimus makin menggila, dia tak mungkin berdiri di panggung dengan Bella, penghargaan ini diberikan oleh perusahaan atas rekomendasi dari Aurelia, karena Aurelia adalah cucu dari pemilik perusahaan tersebut. Tapi yang membuatnya semakin terkejut adalah ketika Aurelia menyebut nama Bella sebagai selingkuhannya. Darimana Aurelia tahu? Selama ini Aurelia baik-baik saja dan tidak pernah menunjukkan tanda-tanda curiga. Septimus merasa seperti dipukul oleh kata-kata Aurelia. Septimus mulai kacau saat Damian tersenyum seperti menikmati permainan itu, seolah keduanya sudah merencanakan untuk berkomplot mengerjainya. Tapi untuk apa? Kenapa Aurelia jadi mendadak berubah begitu? Dan bagaimana dia bisa tahu tentang Bella? Septimus merasa pikirannya berputar-putar, dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Bella berjalan mendatangi Septimus dengan langkah cepat, wajahnya terlihat khawatir. "Sept, acaranya akan dimulai, kenapa kau dan Aurel—" katanya, tapi matanya tiba-tiba terpaku pada sosok yang menggandeng tangan Aurelia. "Kau kan, Andreas?" katanya dengan nada yang tidak yakin, tapi Bella yakin bahwa pria di depan matanya adalah Andreas, sopir keluarganya yang dulu. Tapi pria itu menggelengkan kepala dan tersenyum. "Tidak, saya Damian Corvin Constantine. Senang bertemu dengan Anda," katanya dengan sopan. Bella merasa bingung, apa yang sedang terjadi? Kenapa Andreas mengaku sebagai Damian Corvin Constantine? "A-Apa kau bilang?" Bella ingat saat dia dijodohkan dengan pria yang bernama Damian beberapa tahun lalu. Dia menolak mentah-mentah sebelum memastikan beritanya karena rumor yang beredar cukup santer terdengar tentang Damian adalah pria cacat. Bella tidak ingin terikat dengan seseorang yang dia anggap tidak sempurna. Tapi sekarang, pria yang mengaku sebagai Damian tidak terlihat cacat sama sekali. Bella merasa semakin bingung, apa yang sedang terjadi. Septimus makin bingung dan frustrasi, dia menatap Bella penuh tekanan. "Bella, apa yang kau katakan? Kau kenal pria ini?" tanya Septimus. Bella masih terfokus pada pria yang mengaku sebagai Damian. "Kau benar-benar Damian?" tanya Bella dengan nada yang tidak yakin. "Tapi kenapa kau tidak cacat?" Damian tersenyum dan mengangkat bahu. "Aku tidak cacat, seperti yang kau lihat sekarang." Bella terdiam, pikirannya dipenuhi dengan tanda tanya. Dia tidak mungkin memberitahu Septimus tentang perjodohan mereka dulu, dan sekarang dia semakin bingung mengapa Damian bersama Aurelia. Septimus semakin frustrasi karena tidak tahu apa yang sedang terjadi. "Bella, fokus pada aku. Apa yang kau tahu tentang pria ini?" tanya Septimus lagi. Bella hanya diam, matanya terpaku pada Damian dan Aurelia yang masih bergandengan tangan. Situasi semakin rumit, terutama saat Septimus harus naik panggung dalam beberapa menit. Septimus Dorian dipanggil dengan nama Aurelia yang dibawa-bawa, saat itu keringat dingin mengucur deras menandakan Septimus yang tadinya percaya diri mulai gontai. Aurelia berkata pada Bella dengan sarkas, "Temani selingkuhanmu itu, Bella, kalian kan sangat serasi. Aku akan di sini, bersama Tuan Damian, aku hargai aku diundang dan setidaknya aku sampai di momen penting selingkuhanmu itu, kan." Bella terkejut dengan kata-kata Aurelia, dia tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Sementara itu, Septimus semakin frustrasi dan marah, dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Aurelia sepertinya sudah berpaling darinya. Damian hanya tersenyum dan memandang Aurelia dengan mata yang sulit ditebak. "Aurelia, kamu memang selalu tahu cara membuat suasana menjadi menarik," katanya dengan nada yang santai. Situasi semakin tegang, dan Bella tidak tahu bagaimana cara mengatasi kekacauan ini. Septimus harus naik panggung dalam beberapa menit, tapi dia tidak tahu apakah dia masih bisa menghadapinya dengan tenang. Septimus akhirnya naik panggung sendirian, sementara tamu undangan yang mengenali wajah Aurelia mulai berbisik-bisik. "Kenapa Aurelia malah bersama pria lain?" bisik seseorang. "Itu kan Damian, konglomerat terkenal," tambah yang lain. Aurelia berbisik pada Damian, "Detilnya apa kau sudah paham, Tuan Damian? Aku ingin kau membantuku, mari kita bernegosiasi untuk detilnya nanti." Damian tersenyum dan membalas bisikan Aurelia, "Aku sudah paham, dan aku harus katakan, rencanamu sangat menarik. Aku suka permainan yang memiliki taruhan tinggi. Mari kita lihat seberapa besar kita bisa mendapatkan keuntungan dari ini." Damian mengangguk, menunjukkan bahwa dia sudah siap untuk mengikuti rencana Aurelia. Aurelia berbisik pada Damian, "Sepertinya kau juga mengenali selingkuhan Septimus, dia yang bernama Bella itu, seperti mengenalmu, bahkan mengatakan rumor tak benar tentangmu. Apa ini akan jadi hal yang lebih menarik, Tuan Damian?" Damian tersenyum, matanya menyipitkan sedikit saat memandang Bella. "Oh, ini semakin menarik. Aku suka ketika ada kejutan yang tidak terduga. Mari kita lihat bagaimana permainan ini akan berkembang." Damian mengangguk, menunjukkan bahwa dia sudah siap untuk memainkan permainan ini dengan Aurelia. Setelah acara selesai, Damian hendak memersilakan Aurelia masuk ke mobilnya. Namun, Bella berlari ke arah Damian, wajahnya penuh penyesalan. "Tuan Damian, aku ingin meminta maaf. Aku pernah mengira rumor tentangmu benar, tapi ternyata tidak. Aku tidak tahu bahwa pria yang dijodohkan denganku bukan pria cacat. Aku ingin kau memberikan kesempatan padaku." Aurelia tertawa, dan Bella menatapnya dengan sinis. "Maaf, ini lucu sekali," kata Aurelia. "Kau mau menggoda Tuan Damian padahal kau sudah punya Septimus. Kalian pasangan serasi, bukan?" Bella membalas, "Aurelia, hentikan permainanmu. Jelas kau pacar dan calon tunangan Septimus, kenapa jadi aku?" Aurelia menggeleng. "Kau yang menggoda Septimus, kau lupa kau bilang kau lebih pantas bersanding dengannya dibandingkan aku?" Bella terdiam, wajahnya memerah karena merasa tersinggung. Damian hanya tersenyum, menikmati pertengkaran antara Bella dan Aurelia. Damian berkata pada Bella, "Maaf sekali, Nona Bella, tapi aku tidak tertarik denganmu sama sekali. Aku sudah cukup mengenal bagaimana kamu dari Andreas. Kau sendiri tadi menyebut namanya, dia memberiku informasi cukup banyak tentang siapa kau, Nona." Bella tercengang, "Maksud Anda apa, Tuan? Kau dan Andreas?" Damian menatap Bella, seolah tatapan itu menjelaskan segalanya. "Jadi selama ini Andreas adalah Damian yang menyamar demi memata-matai aku," ucapnya pelan. Aurelia agak tersentak, dia tak mengira jika Andreas yang di masa depan menjadi sopir Septimus justru di masa kini ternyata pernah menjadi sopir keluarga Bella. Apakah ini berarti Aurelia berhasil mengubah jalan hidupnya sendiri yang tragis di masa depan dengan kembali ke masa sekarang? Aurelia awalnya sudah kaget waktu Bella mengira Damian adalah Andreas, seperti dugaan Aurelia waktu pertama kali melihat Damian. Kini, harapan baru muncul di benak Aurelia untuk mengubah nasibnya sendiri. Damian memersilakan Aurelia masuk ke mobilnya, mengabaikan Bella yang berdiri dengan wajah pucat pasi. Setelah Aurelia masuk, Damian menutup pintu dan berjalan ke sisi pengemudi. Saat dia masuk ke dalam mobil, dia berkata pada Aurelia, "Kelihatannya permainan ini semakin menarik, bukan?" Aurelia tersenyum, dan Damian melanjutkan, "Aku rasa kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan dari Bella." Aurelia mengangguk, dan mobil melaju meninggalkan tempat itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN