Sejak berpisah dengan perempuan itu semalam, Sagara tidak bisa menghilangkan perasaan khawatir akan keadaan perempuan itu. Apalagi semalam perempuan itu telah mengalami peristiwa buruk yang disebabkan oleh Arman. Sagara sungguh berharap pukulan yang ia layangkan ke wajah Arman cukup membuatnya kapok—meskipun Sagara ragu. Sagara merasa bersyukur semalam dirinya tidak bisa tidur dan pergi berkendara tanpa tujuan. Karena jika hal itu tidak terjadi, ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kepada perempuan itu. Sagara menatap perempuan itu yang kini tengah berjalan meninggalkannya untuk kembali ke arah dapur. Mungkin, Sagara harus berhenti memanggilnya dengan sebutan perempuan itu. Karena sekarang ia tahu namanya. Dia Rana. Ya, namanya Rana. Nama yang terdengar sederhana dan