Chapter 100 – Sebuah Harapan Baru Udara pagi terasa lebih bersih dari biasanya. Angin musim kemarau yang lembut berembus pelan, menerbangkan kelopak bunga kamboja dari pohon tua yang berdiri tegak di ujung taman pemakaman kecil itu. Nadine berdiri di samping Zayn, mengenakan blus putih sederhana dan celana panjang linen. Di tangannya, setangkai bunga baby’s breath dan satu kartu kecil bertuliskan kalimat lembut: “Untuk yang tidak sempat kami peluk.” Di hadapan mereka, berdiri sebuah nisan batu kecil, tanpa nama, hanya tertulis tanggal dan ukiran kalimat yang mereka pilih bersama: “Kamu datang sebentar, tapi cintamu tinggal selamanya.” Zayn berdiri di sisi Nadine, tangan kirinya menggenggam tangan istrinya erat. Mereka tidak bicara, hanya berdiri dalam diam. Momen itu bukan untuk tangi