Arti Kehilangan

1351 Kata

Angin malam Jakarta berembus pelan lewat jendela balkon yang terbuka separuh. Di dalam kamar, lampu tidur menyala redup, memantulkan bayangan hangat ke dinding. Nadine duduk bersila di atas karpet lembut, mengenakan piyama abu dan hoodie tipis. Di pangkuannya, laptop terbuka dengan dokumen kosong di layar. Di sebelahnya, kertas-kertas coretan pidato berserakan. Zayn berdiri di ambang pintu, menyandarkan bahu ke kusen sambil memandangi istrinya. “Masih belum dapat juga?” tanyanya pelan. Nadine tidak menjawab langsung. Ia hanya menghembuskan napas berat, lalu menatap layar sejenak sebelum mematikan laptop dan menutupnya pelan. “Zayn… aku enggak yakin bisa ngomong besok.” Zayn mendekat, duduk di samping Nadine. “Kenapa?” Nadine menunduk, suaranya lirih. “Aku merasa… enggak pantas. Aku keh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN