Penthouse Jakarta – 18.45 WIB Wangi aroma kayu manis dari diffuser menyelimuti ruang tengah. Nadine berdiri di depan cermin besar di kamar, mengenakan gaun cokelat gelap dengan potongan sederhana yang memeluk tubuh rampingnya pas. Ia menyemprotkan sedikit parfum di lehernya, lalu menatap bayangan Zayn di cermin. Pria itu baru saja keluar dari kamar mandi, rambutnya sedikit basah, dan kemeja putih lengan panjangnya menggantung rapi di tubuh tegap. Mata mereka bertemu di cermin. Tanpa perlu bicara, ada satu pemahaman yang sama: malam ini bukan hanya sekadar makan malam keluarga. Ini adalah momen pengakuan. Dan, mungkin… pengampunan penuh. “Kamu siap?” tanya Zayn, menyisir rambutnya pelan. Nadine mengangguk sambil mengambil clutch-nya. “Kita berdua udah pernah ngadepin yang lebih dari ini