Udara di luar mulai berubah dingin saat mobil mereka mulai mendaki jalan berliku menuju Puncak. Kabut tipis menggantung rendah di antara pepohonan pinus, menciptakan suasana tenang yang nyaris suci. Zayn sesekali melirik ke arah Nadine yang duduk di sampingnya. Wanita itu bersandar dengan mata memandang keluar jendela, membiarkan angin menerpa rambutnya yang dikuncir longgar. Perjalanan itu berlangsung dalam keheningan. Tapi kali ini, keheningan itu terasa berbeda. Bukan lagi beku seperti sebelumnya—melainkan sejuk. Seperti tanah yang baru saja diguyur hujan, masih basah, namun bersiap tumbuh kembali. Begitu sampai di vila milik keluarga Nadine, suasana nostalgia menyergap. Rumah kayu dua lantai itu terletak di lereng kecil yang menghadap lembah, dikelilingi pohon cemara dan suara seran