Dering ponsel yang cukup memekakkan telinga itu membuat Rayyan langsung terkesiap dari tidur lelapnya. Dia mengerang hebat dengan nada kesal karena waktu istirahatnya terganggu. Namun, saat tatapannya jatuh pada sang istri yang masih polos dalam dekapan, kekesalannya menguar entah ke mana terganti dengan debar menyenangkan di d**a. Dia mengambil ponselnya dan mendapati waktu sudah beranjak siang. Oh, dia bahkan lupa tidur jam berapa tadi setelah menggagahi tubuh istrinya yang begitu nikmat. Ada tujuh panggilan tak terjawab dari Arsa dan itu membuat decakannya kembali terdengar. Dia lupa jika pria itu meminta bertemu dengan istrinya dan Rayyan pun sudah setuju setelah Rayya memohon padanya. -Apa?!- Rayyan langsung menyentak kesal begitu mengangkat panggilan Arsa. -Wow! Sa