Bab 114 | Fase Terakhir

1830 Kata

Rayya terjaga sendirian di tengah malam itu, ditemani suara rintik hujan yang masih awet terdengar di luar sana. Embusan napasnya terdengar pelan namun menyakitkan, sebab perutnya kembali terasa kencang. Dia mencoba meredakan rasa sakitnya dengan menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan, mengulang beberapa kali hingga dia merasa lebih baik. Tatapannya beralih pada sang suami, dan hatinya tersentak dengan rasa nelangsa yang kembali muncul saat melihat keadaan Rayyan. Pria dengan seribu kesempurnaan dan kebaikannya, yang penuh cinta dan tidak mengenal kata lelah untuk memperjuangkan kebahagiaan mereka. Pria yang memiliki segalanya itu kini bisa terlihat begitu menyedihkan sebab untuk tidur saja Rayyan terlihat sangat tidak nyaman. Di saat dia bisa membeli apa pun yang dia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN