Langit terlihat sangat cerah pagi itu, seolah bumi ingin menebar kebahagiaan untuk seluruh insan di dunia. Namun, cerahnya langit hari itu tetap tidak mampu membuat seorang pria merasa bahagia yang benar-benar bahagia tanpa beban. Hatinya terus digelayuti rasa sesak dalam menjalani hari-harinya beberapa bulan terakhir. Meski saat berhadapan dengan orang lain dia tetap menunjukkan raut wajah baik-baik sajanya, namun tidak ada yang benar-benar memahami luka hatinya yang masih berdarah-darah dan tidak ada obatnya. Pria itu melangkah keluar dari ruang fisioterapi. Ekspresinya tenang dengan tatapan mata yang tajam, namun senyum palsunya tersungging begitu saja saat beberapa tenaga medis yang sudah mengenal menyapanya. Alih-alih melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan yang sudah dire