Bab 76 | Harapan yang Patah

1406 Kata

Ruang rapat lantai dua puluh delapan itu dipenuhi cahaya matahari sore yang menyelinap melalui kaca jendela gedung tersebut. Namun tak ada satu pun orang di ruangan yang sempat menikmati keindahan senja Jakarta hari itu. Di ujung meja rapat panjang, Rayyan duduk dengan wajah yang memancarkan aura dominan, membuat semua stafnya juga terlihat begitu tegang dan waspada. Pun Devin yang duduk paling dekat dengannya, diam-diam dia menelan ludahnya kelat. Meski terlihat profesional, hati Devin justru merasa miris dengan apa yang terjadi pada bosnya itu. Satu tahun sudah berlalu sejak tragedi itu, dan dia bisa melihat bagaimana perubahan mengerikan dari seorang Rayyan Alastair. Hatinya diam-diam merepih prihatin, dia yang menjadi saksi bagaimana hubungan manis itu terajut, namun harus kan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN