“Dev? Saya tanya, kamu punya nomor ponsel Rayya?” Rahangnya mengetat menahan gejolak emosi yang diselimuti ketakutan saat Devin tidak menjawab tanya sebelumnya. Devin justru terlihat sibuk dengan ponselnya. Tatapan pria itu juga terlihat gelisah. “Devin!” Panggil Rayyan lagi yang kali ini membentak, membuat Devin langsung terperanjat dan berusaha untuk menjernihkan pikirannya. “Iya, Pak.” Ucapnya dengan nada gelisah dan helaan napas yang berat. Devin juga cukup terguncang saat mendengar berita tadi lalu menyadari tempat kejadian perkaranya adalah di unit apartemen yang dia booking untuk Rayya kemarin. Sebelum menjawab tanya bosnya, dia memilih menceritakan tentang hari terakhirnya bersama Rayya saat Rayyan memilih mengurung diri di kamar. "Saya memiliki nomornya, Pak, karena