Bab 107 | Syok Terapi

1806 Kata

“Langitnya cerah ya, Abang? Cuacanya juga adem.” Ucap Rayya begitu mereka telah tiba di rumah. Rayyan datang dari dapur membawakan air putih untuk sang istri yang sudah duduk di sofa ruang tamu. Mereka baru saja jalan santai sore hari di sekitar taman komplek, wajah Rayya terlihat berseri-seri meski sedikit berkeringat, namun justru itu membuatnya terlihat bugar. “Iya, makanya, kan, Abang ajak kamu jalan santai. Cape ngga, sayang? Nanti Abang pijit kakinya, ya? Istirahat sebentar baru nanti mandi. Biar Abang siapin mandiannya.” Rayyan duduk di sampingnya sambil menyerahkan air minum pada Rayya, dia mengusap lembut keringat di pelipis sang istri dengan bibir yang menyungging senyum haru dan penuh cinta. Saat tatapannya beralih pada perut Rayya yang sudah mulai membuncit, senyumnya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN