Bab 96 | Langkah Kita

2327 Kata

“Abang … jangan liatin Rayya terus, lihat ke jalan.” Rayya memperingatkan dan mencubit pelan lengan suaminya. Pipinya bersemu merah dan masih saja sering salah tingkah jika sudah ditatap begitu lekat dengan tatapan memuja oleh sang suami. Dan lagi, kenapa Rayyan terus mencuri kesempatan dengan menatapnya lamat-lamat saat berhenti di lampu merah? Mereka dalam perjalanan ke rumah sakit, Rayyan yang menyetir, namun selama perjalanan, pria itu sering sekali menoleh ke arahnya. Rayyan terus menggenggam tangannya sepanjang perjalanan, kadang juga mengecup punggung tangan Rayya dan meremasnya lembut, seolah pria itu mencoba menenangkan gemuruh yang kembali mampir. “Abang hati-hati, kok, sayang. Jangan khawatir. I love you, cintaku.” Bisiknya lembut, mengalun manis di telinga Rayya. "I

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN