Bab 73 | Apakah Itu Sebuah Pertanda?

1620 Kata

Rayyan menyampirkan jasnya di bahu, berjalan tergesa di koridor rumah sakit yang sudah seperti rumah kedua baginya sejak beberapa bulan terakhir. Pengawal yang bertugas di depan pintu ruang rawat itu mengangguk hormat sebelum membukakan pintu untuk Rayyan. “Sayang … Abang pulang.” Ucap Rayyan dengan senyum lebar begitu pintu ditutup dari luar. Dia melempar jas dan tas laptopnya ke sofa, lalu beranjak menuju ke ranjang pasien di mana kekasih hatinya masih betah menjadi putri tidur. “Abang baru pulang, Ra.” Ucap Rayyan lagi sambil mengecup kening Rayya. “Padet banget di kantor hari ini, sayang. Tapi Abang semangat buat nyelesein semuanya biar bisa cepet ketemu kamu.” Rayyan membelai lembut pipi Rayya dan kembali mengecup pipi wanita itu. Dia melepas kancing kemejanya satu persatu.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN