“Pak … putar balik.” Bisik Rayyan pada Pak Anto yang terlihat terkejut di balik kemudi. “Maaf, Tuan? Putar balik? Ada yang tertinggal, Tuan?” Iya, Rayyan merasa ada sesuatu yang tertinggal, lebih tepatnya 'perasaan tenang' yang tertinggal di rumah. Dia berangkat membawa hati yang gelisah, padahal sejak bangun tidur dia sudah bercanda dengan Rayya dan dia juga berangkat ke kantor setelah memastikan Rayya baik-baik saja. Wanita itu mengantarnya sampai depan rumah, memeluknya mesra dan Rayyan pun mengecup keningnya seperti biasa. Senyum Rayya pun masih tercetak jelas dalam ingatan, saat masuk mobil dan melambaikan tangannya pada Rayya pun dia merasa tenang, namun begitu mobilnya melaju semakin menjauhi rumah, hatinya justru dilanda resah. "Baik, Tuan." Pak Anto akhirnya mengikuti