Bab 117 | Setelah Badai

1915 Kata

"Terima kasih, sayang ... Terima kasih ...." Rayyan terus mengecupi lembut punggung tangan sang istri sementara dokter masih menangani jahitan Rayya. Rayya mengangguk dengan mata yang terasa berat dan pandangan yang mulai memburam, hingga suara suaminya terdengar begitu jauh seiring dengan matanya yang tertutup sempurna. Dan ketidaksadaran Rayya membuat jantung Rayyan rasanya direnggut paksa. "Ra ... Sayang ... Bangun ... Sayang ..." Rayyan menjerit tertahan. Nada suara Rayyan tercekat saat istrinya tidak lagi merespon, tangannya dingin, wajah Rayya pucat dan tubuhnya tidak bergerak sama sekali. "Dokter! Dokter! Apa yang terjadi dengan istri saya? Kenapa ... Dia tidak sadarkan diri?" Nada suara Rayyan semakin gemetaran menahan tangis. "Ibu dalam keadaan baik, ya, Pak. Dia tid

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN