Sore hari, Maira keluar kamar dengan rambut yang masih basah. Bibi tertawa kecil melihatnya. Ia tentu sangat paham apa arti rambut basah tersebut. "Bibi, roti abon tadi enak sekali. Bibi bikin sendiri atau beli?" "Oh, roti itu beli, Non. Non Maira mau lagi? Nanti bibi belikan," tawar bibi. "Nggak usah, Bi. Makasih. Tapi kasi tau tempatnya aja jadi kalau Maira pengen lagi 'kan Maira bisa beli sendiri," ujar Maira. "Nggak. Nggak boleh." Mendengar suara Evan, Maira sontak menoleh. "Kok nggak boleh?" Maira sudah merajuk membuat bibi terkekeh. "Nggak boleh beli sendiri maksudnya," ujar Evan sambil tersenyum geli melihat ekspresi Maira yang semakin hari semakin menggemaskan. "Ih, Kang Evan, benar-benar deh." "Bener-bener apa? Bener-bener ganteng? Emang udah dari bawaan orok," cetus Evan