Happy Reading Malam itu Sonya menatap ke arah jendela kaca besar di apartemen. Ia duduk di sofa, mengenakan gaun satin berwarna krem yang memantulkan cahaya lampu ruang tamu. Di meja kaca di depannya, dua gelas wine sudah terisi. Suara detak jam di dinding terdengar begitu jelas. Pintu apartemen terbuka perlahan. Roni masuk dengan langkah ragu, wajahnya masih menyimpan lelah dari keributan siang tadi. “Sonya…” suaranya pelan, seolah takut membangunkan sesuatu yang seharusnya tetap diam. Wanita itu menoleh perlahan, tersenyum tipis. Tapi mata itu bukan mata lembut seperti dulu — ada bara dan kesedihan yang bersatu. “Kau datang juga,” katanya lirih. “Kupikir setelah kejadian siang tadi, kau akan bersembunyi dariku.” Roni menelan ludah. Ia duduk, tapi tetap menjaga jarak. “Aku... ngga