Happy Reading Hari itu Roni mengajak Levina ke rumahnya—rumah yang dulu adalah milik Levina sendiri. Langkah wanita itu terasa berat ketika melewati gerbang besar dengan ukiran khas yang dulu ia pilih sendiri bersama arsitek favoritnya. Semua sudut rumah itu masih sama, tapi ada hawa asing yang menusuk hatinya. “Aku harus bisa membuat Roni mengembalikan semua yang menjadi milikku! Rumah ini, perusahaan, toko ku, semuanya!” tekad Levina dalam hati, matanya menyapu pemandangan halaman yang dulu begitu ia cintai. Kini halaman belakang tidak lagi dipenuhi bunga mawar putih dan lavender kesukaannya. Semua telah berganti dengan bunga yang lain—warna-warninya terlalu mencolok untuk ukuran Levina yang selalu menyukai keanggunan sederhana. “Apakah bunga-bunga itu bunga kesukaan Sonya?” pikirn