Happy Reading Ethan memainkan ponselnya dengan jari yang bergerak tanpa arah. Layar terus bergulir, tapi matanya tidak benar-benar membaca apa pun. Ia hanya mencoba mengalihkan diri dari suara Mama-nya yang tak berhenti berbicara dari tadi. Suara lembut tapi penuh tekanan itu terdengar seperti dengung lebah di kepalanya. “Ethan, Mama cuma ingin kamu serius menentukan tanggal pernikahan. Sonya sudah menunggu, Nak,” kata Bela dengan nada keibuan yang nyaris tak bisa ditolak. Ethan mendesah pelan, punggungnya bersandar pada sandaran sofa kulit di kamar pribadinya yang luas. Aroma wangi kayu cendana dari diffuser di sudut ruangan menenangkan pikirannya sedikit, tapi tidak cukup untuk meredam rasa jenuhnya. Sebenarnya, ia tahu Mama-nya tidak bermaksud jahat. Bela hanya seorang ibu yang le