“Delia?” Langkah Shindya terhenti ketika melihat istri Mhadirga itu keluar dari ruang dokter Malik. Matanya jeli melihat pergerakan Delia yang tampak menelisik sekitar sebelum melanjutkan tujuannya. “Habis apa dia?” lanjut Shindya. Wanita itu memicing curiga. “Tunggu! Apa selama ini … dia yang sudah berbohong?” Shindya melangkah lebih cepat, menyusul Delia sampai ke lobi rumah sakit. Sesampainya di lobi, Shindya buru-buru memanggil Delia. Panggilan itu membuahkan hasil. Delia menoleh pada sosok dokter kandungan itu. “Kamu di sini? Ngapain?” tanya Shindya. "Aku rasa siapa pun berhak datang ke sini." "Kamu ngapain dari dokter Malik? Atau kalian ada sesuatu?" Cerca Shindya. "Aduh, penasan banget, sih?" Delia mendengkus. "Lagi pula urusanku bukan urusanmu. Jadi sebaiknya, Dokter tidak