Steven menunggu di kediaman Gia, berharap wanita itu pulang. Tapi sampai larut pagi pun, Gia tidak kunjung pulang. Lelah dan kesal bercampur aduk menjadi satu. Sampai akhirnya tepat pukul delapan pagi, Steven mendengar suara pintu apartemen terbuka. Ia tidak tidur semalaman, menunggu Gia dengan harapan wanita itu pulang. Gia terkejut melihat Steven terduduk di sofa, “Kamu,” ucapnya dengan suara terbata. “Baru pulang?” Tanya Steven, tanpa menggeser posisi duduknya. Bahkan tanpa menoleh ke arah Gia sedikit pun. “Kenapa,” “Aku menunggumu pulang,” Steven memotong ucapan Gia, perlahan ia pun beranjak dari tempat duduknya berdiri menghampiri Gia. “Masih marah?” Tanya Steven dengan senyuman samar. “Coba jelaskan apa salahku?” Steven melipat kedua tangannya di d**a. “Apakah kesalahanku

