48. Dia suami temanku

1099 Kata

Senyum Bastian menyambut kedatangan Gia saat ia sampai di lobi rumah sakit. “Baru sampai?” Tanya Bastian, saat jarak keduanya sudah dekat. “Iya.” Keduanya berjalan beriringan. “Naik kendaraan umum?” Tanya Bastian karena kedatangan Gia dari arah lobi, bukan dari area parkir khusus karyawan. “Iya, lebih cepat pake kendaraan umum.” “Mau aku jemput?” “Jangan!” Gia langsung menolak. “Kenapa?” “Jarak rumah Pak Bas dan rumah saya jauh, repot kalau harus jemput.” Keduanya masuk ke dalam lift. “Nggak repot jemput pacar.” Bastian mencondongkan tubuhnya dan berbisik. Gia menoleh, “Pak Bas,” “Nggak ada orang ko. Nggak akan ada yang dengar.” Senyum jahil menghiasi wajah Bastian. Tapi hanya selang beberapa detik saat, situasi lift berubah ramai. Beberapa orang masuk secara bersamaan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN