33. Pillow talk

1198 Kata

“Oke, oke, aku cerita.” Dia meringis, mendapati Steven menatapnya tajam seolah menuntut penjelasan. “Nggak sakit, ko. Asli nya!” Gia tersenyum, mencoba mencairkan suasana. Tatapan lelaki itu sedikit menyeramkan saat dalam mode serius. “Memukul dan mencubit nggak sakit. Aku sudah terbiasa sejak kecil, aku juga bukan tipe anak cengeng yang mudah menangis. Aku sudah terlatih untuk tidak mengeluarkan air mata hanya karena masalah sepele. Jadi, saat aku menangis, artinya sakitnya sudah tidak bisa kutahan lagi.” Gia menghela lemah, menatap lurus kedepan, dimana beberapa kendaraan masih berlalu-lalang melintas. Saat ini keduanya tengah berada di dalam mobil, setelah Steven membelikan Gia obat dan mengobati lukanya, lelaki itu tidak kunjung melakukan mobilnya, tapi justru menatap Gia penuh tunt

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN