Ponsel Ayu bergetar beberapa kali, dia memakai mode getar saat sedang bekerja. Katanya sih biar fokus kerja tapi tetep saja. Ponselnya getar dikit langsung dicek.
Nomor asing menghubunginya via w******p, matanya menyipit karena tak mengenali nomor tersebut. Terlebih lagi tak ada foto profil dan user name-nya menggunakan bahasa Jepang.
"Ayu .... "
Isi pesan tersebut, Ayu sudah dapat menyimpulkan kalau orang yang menghubunginya itu adalah orang yang kenal dengannya. Tapi siapa? Teman-temannya, kah? Oh, tidak mungkin! Sudah lama dia lost contact dengan teman-temannya.
Alasannya cukup klise, karena pergaulan mereka sudah berbeda. Tapi alasan yang sebenarnya bukan itu, alasan yang sebenarnya cukup membagongkan. Sederhana saja, Ayu tak kuliah atau pun kerja. Hal ini membuat teman-teman Ayu sedikit risih.
Lebih tepatnya mereka takut kalau suatu hari nanti Ayu akan merepotkan mereka, pinjem uang atau apalah itu. Intinya mereka tak ingin direpotkan. Teman macam itu? Oh, shitt! Ayu kembali kesal jika mengingat kembali kenangan tak mengenakkan itu!
"Iya, siapa, ya?" balas Ayu.
Mau tak mau wanita itu membalas pesan dari nomor asing itu. Barangkali ada sesuatu yang penting, kan? Tak ada salahnya untuk membalas, kan?
Sebuah pikiran bodohh tiba-tiba saja melintas di dalam kepalanya.
"Apa mungkin ini A Lucas?" gumam Ayu sambil senyum-senyum.
Kelamaan jomblo membuatnya sering berkhayal ria, justru khayalan yang ada di kepalanya ia ubah menjadi pundi-pundi rupiah. Saat ponselnya kembali bergetar, Ayu dengan semangat mengambil dan membuka balasannya. Mungkin saja ... mungkin orang yang mengiriminya pesan adalah Lucas.
Harusnya Ayu tau, berharap pada manusia hanya akan membawanya pada kekecewaan. Seperti saat ini, Ayu yang sudah berandai-andai jika yang mengiriminya pesan adalah Lucas. Terbang hingga langit ke tujuh, tapi dijatuhkan hingga ke dasar jurang oleh kenyataan yang ada.
Yang menghubunginya bukanlah Lucas atau pun teman-teman lucknut nya. Melainkan si Kai!
"Ini gue, Kai," balas lelaki itu.
Ayu hanya memutar bola matanya malas saat tau siapa yang mengiriminya pesan. Dengan cepat Ayu menyimpan ponselnya lagi ke tempat semula dan kembali menulis.
Dua puluh menit kemudian ponselnya kembali bergetar, ada pesan masuk tapi entah dari siapa. Ayu pun membukanya dan berdecak kesal. Kai mengiriminya pesan, apakah bocah itu tak bisa berhenti menganggu nya? Bahkan setelah hampir seharian ini dia mengasuh Kai!
Mendadak Ayu melupakan kenyataan kalau orang yang paling menikmati hari ini bukanlah Kai, melainkan dirinya!
"Yu, bales, dong!"
Lagi, Ayu mengabaikan chat dari Kai dan memilih untuk kembali menulis. Tapi baru saja tangannya mengambil ancang-ancang untuk mengetik, ponselnya kembali bergetar.
"Astaga, bocah ngeselin!" Kesabaran Ayu sudah habis, dia berencana untuk mengeluarkan semua umpatan yang selama ini dia tahan.
Tapi foto yang Kai kirim menarik perhatiannya. Tidak, lebih tepatnya firasatnya mendadak buruk. Dengan tangan gemetar, Ayu membuka foto yang Kai kirim. Detik berikutnya mata gadis itu membulat, mulutnya menganga dengan lebar. Terlebih captionnya cukup membuat Ayu kalang kabut!
"Cantik banget, kan? Kalau foto ini sampai ke anaknya Pak RT, kira-kira respon yang dia kasih gimana, ya?"
Kalau sampai foto dirinya yang 'teramat cantik' ini sampai ke tangannya A Lucas, gimana? Oh, tidak! Ayu harus mencegah hal ini terjadi! Dengan cepat Ayu menelpon Kai, sang biang kerok.
Beruntungnya Kai menjawab telponnya dengan cepat.
"Ada apa? Tumben nih nelpon." Suara Kai langsung terdengar dengan jelas di telinganya. Lembut, mungkin kalau wanita lain yang mendengarnya bisa klepek-klepek. Tapi lain lagi ceritanya untuk Ayu yang sudah tersulut emosi.
"Heh, bocah bau kencur!" teriak Ayu kesal setengah mati. Kalau saja bocah bau kencur itu ada di hadapannya, mungkin sudah Ayu tendang burung perkutut nya!
"Astaga, nggak usah teriak-teriak, ini bukan di hutan, lho," kata Kai dengan santainya.
Bagaimana bisa Ayu nggak koar-koar, di saat foto ter-jelek nya ada di tangan Kai? Bagaimana bisa? Dah lha, abis ini kehidupan Ayu yang damai tentram tinggal kenangan. Karena Ayu yakin 100% kalau Kai akan mengancam dirinya dengan fotonya!
"Heh, anjimm lah! Mau Lo apa sih, Kai?" tanya Ayu prustasi. Ingin sekali dia menggaruk tembok, tapi niatnya ia urungkan karena takut kena omel bunda.
"Mau gue?" tanya bocah bau kencur itu dengan santai.
"Iya, mau Lo apa? Hah?" pekik Ayu kesal setengah mati.
Kesabaran Ayu sudah mencapai batas, jangan diuji lagi nanti bisa membahayakan keselamatan Kai. Ayu kalau sudah kesal, kadang akal sehatnya ikutan sirna seperti rasa sabar yang perlahan meninggalkan dirinya.
"Mau gue?"
"Iya, mau Lo apa, sih?"
"Gue cuma mau Lo bales chat gue, nggak pake lama, Yu. Cuma itu yang gue pengen, Lo bisa, kan?" pinta Kai lembut.
Alih-alih luluh mendengar suara Kai yang selembut pantatt bayi, Ayu justru ingin muntah mendengar permintaan konyol Kai. Apa katanya? Kai minta dia buat jangan lama balas chat nya?
Ogah banget! Beda ceritanya kalau yang mintanya itu Lucas. Tanpa Lucas pinta pun, Ayu dengan senang hati akan fast respon chat dari Lucas.
"Gue udah tau kalo Lo pasti nggak akan mau." Suara Kai membuyarkan lamunan Ayu.
"Kalo udah tau kenapa masih minta?" tanya Ayu kesal.
"Ya tetep aja, gue harus berusaha buat bujuk Lo, kan?"
Entah kenapa Ayu bisa tau kalau saat ini Kai sedang menampilkan smirk devil-nya. Dan hal ini membuat Ayu semakin kesal!
"Nggak mau! Kalo mau gue fast respon, minta pacar Lo aja sana!" tolak Ayu mentah-mentah.
Kai terkekeh mendengar perkataan Ayu barusan yang menurutnya sedang mengejek dirinya. Sudahlah, Kai tak ingin terlalu mempermasalahkan hal ini. Yang penting, dia bisa membuat Ayu berada dalam genggamannya!
"Jadi Lo ga mau, nih?" tanya Kai memastikan sekali lagi.
"Iya, gue nggak mau! Dan ga sudi!" sentak Ayu.
Bukannya marah, Kai justru terkekeh. Anehnya setiap kali melihat Ayu marah, Kai justru kegirangan sendiri, seolah-olah dia mendapatkan moodbooster.
"Oh, jadi Lo mau foto Lo yang cantik ini tersebar luas?" ancam Kai dan membuat Ayu hanya terkekeh.
"Ah, gue nggak peduli, sih. Lagian - "
"Kira-kira kalo anak Pak RT liat reaksinya bakal gimana, ya?" potong Kai dengan cepat.
Wajah Ayu mendadak pias, dia tak peduli dengan jutaan manusia yang melihat foto jelekk miliknya, asalkan Lucas-nya tidak melihat saja itu sudah lebih dari cukup bagi dirinya yang sudah jadi jomblowati sejak lahir. Tapi, lain lagi ceritanya kalau Lucas yang melihatnya!
"Gimana ya kira-kira?" gumam Kai dan terdengar jelas di telinga Ayu.
"Oke, oke, gue turutin semua kemauan Lo."
Ayu akhirnya mengalah, dia sengaja mengalah setelah itu dia rebut lagi kebebasannya yang sempat dirampas oleh Kai, si bocah bau kencur!
"Serius, nih?" tanya Kai menahan rasa girangnya.
Padahal ini adalah hal yang sangat sepele jika dibandingkan apa yang selama ini menghampiri dirinya. Tapi entah kenapa rasanya tak sebahagia ini.
"Iya, gue serius! Gue bukan tipe manusia yang suka ingkar janji."
"Kalo gitu, Lo jadi pacar gue aja, ya!" pinta Kai.
"Hah?"