Setibanya di rumah, Kai langsung memasukkan motor kesayangannya ke dalam garasi dan masuk ke dalam rumah. Di dalam sana Yudha sedang duduk bermesraan dengan Katty di ruang keluarga. Kai hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua orang tuanya.
Kai memaklumi kalau pekerjaan orang tuanya yang menyita waktu berharga bersama keluarga. Beruntungnya Yudha bisa membawa keluarganya kemana pun dia ditugaskan. Meski Yudha diwajibkan untuk tetap di lokasi proyek guna memantau para pekerja, tapi rasa rindunya terhadap Kai dan Katty membuat Yudha kadang-kadang pulang ke rumah.
"Kai, abis main dari mana aja hari ini?" tanya Yudha sambil memakan camilan dari dalam toples.
Kai yang hendak masuk ke dalam kamarnya, diurungkan kembali niatnya. Rasanya dia ingin bercerita semua kegiatan yang ia lakukan bersama Ayu seharian ini. Kai duduk di lantai, sedangkan Yudha dan Katty duduk di atas sofa memperhatikan anak semata wayang mereka yang terlihat sangat senang kala menceritakan acara mainnya bersama Ayu.
"Astaga, seharian kamu main di mall?" pekik Yudha tak percaya.
"He'em, kita lebih lama di Timezone, sih, Yah," sahut Kai sambil tersenyum.
"Kamu suka main sama Ayu?" Kini giliran Katty yang bertanya.
"Iya, suka, Bun!" Sekali lagi Kai menyahut dengan penuh semangat. "Udah lama Kai nggak main sama temen-temen," imbuh bocah itu sambil tersenyum jika mengingat apa saja yang sudah ia lakukan hari ini.
Katty dan Yudha tersenyum, akhirnya anak mereka bisa bermain lagi seperti kebanyakan anak yang lain. Sebenarnya Yudha merasa bersalah karena sering membawa Katty dan Kai kemana-mana, sehingga mereka tak bisa bertemu dengan seseorang yang mungkin saja akan menjadi teman istri atau anaknya. Yudha tak terlelu mengkhawatirkan Katty, yang dia khawatirkan adalah Kai.
Sejak SD sampai sekarang SMA anaknya itu tak pernah bermain dengan seseorang. Baru kali ini lagi anaknya main setelah beberapa tahun memilih untuk berdiam diri di rumah, atau paling tidak main sendiri entah berantah kemana. Yudha tau alasan Kai tak pernah bermain dengan teman-temannya, Kai terlalu takut di saat mereka baru saja dekat tapi harus berpisah karena pekerjaan ayahnya. Selain itu, Kai juga punya sifat yang menurun dirinya, tengil! Bukan hanya wajah yang rupawan, tapi sifat tengil yang ia miliki menurun pada Kai,
Hal ini membuat beberapa anak enggan atau justru menjurus ke malas untuk berteman dengan Kai. Tak heran jika anaknya sering ia olok-olok sebagai si sad boy dan si penyediri. Yudha jadi bersyukur kalau pilihannya untuk mengambil proyek di sana adalah keputusan yang baik.
"Seneng main sama Ayu?" tanya Yudha penasaran.
"Iya, Yah!" sahut Kai semangat. "Oh, iya! Waktu itu juga Kai pernah dituduh jadi kang palak sama dia, padahal Kai kan nggak malak justru lagi ngambil uang kas yang dicuri sama anak-anak nakal." Kai menceritakan kejadian waktu itu, karena saat pertama kali pindah Yudha sudah disibukkan oleh pekerjaan.
"Hah, serius?" pekik Yudha tak percaya.
"Iya, Yah! Jahat banget, kan? Padahal muka Kai kan kalem begini."
Yudha dan Katty tertawa bersama mendengar rajukan anaknya. Rasa-rasanya sudah lama sekali mereka tak mendengar Kai yang bercerita panjang lebar begini. Katty dan Yudha berharap, jika kepindahan mereka ke kota ini akan sedikit mengurangi rasa bersalah mereka pada Kai.
Selesai bercerita, Kai mandi dan kini sedang rebahan di atas kasur. Matanya menatap ponsel yang ada pada genggaman tangannya. Di sana ada beberapa foto Ayu yang sedang asik bermain di Timezone. Tanpa ia sadari, bibirnya tertarik ke atas kala melihat Ayu yang sedang tertawa dengan mulut yang terbuka lebar.
"Idih, jelek banget, sih!" ucap Kai saat melihat Ayu yang menurutnya sangat kocak.
"Ayu yang kayak gini, emang bisa bikin Lucas jatuh hati?" gumam bocah itu tanpa mem filter ucapannya yang sedikit kurang sopan.
Secara tidak langsung dia meremehkan pesona yang Ayu miliki. Ayu memang jarang sekali berdandan, memakai pakaian yang rapih atau paling tidak gadis itu harus tampil sedikit rapih kalau mau pergi keluar. Baru kali ini Kai bertemu dengan gadis yang tak terlalu mempedulikan penampilan. Biasanya gadis-gadis yang Kai temui sangat memperhatikan penampilan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tapi beda lagi ceritanya sama Ayunda Melawati, gadis yang sangat apa adanya justru lebih mengarah ke bodoo amat ke soal penampilan.
Kai yang dilanda rasa jenuh, memilih untuk mengechat Ayu. Entah kenapa baru membayangkan chattan dengan Ayu sudah membuat rasa jenuh Kai menghilang begitu saja.
"Ayu.... "
Tak butuh waktu lama Ayu langsung membalas pesannya. Senyuman langsung merekah di wajahnya yang tampan. Balasan yang Ayu berikan mampu membuat Kai mesem-mesem.
"Iya, siapa, ya?" balas Ayu.
Padahal Ayu hanya membalas pesannya dengan kalimat yang biasa, kalimat yang umum. Tapi kenapa? Kenapa rasanya seneng bangett, sih!
"Ini gue, Kai."
Ayu langsung membaca pesan dari Kai, wajah Kai langsung cerah saat melihat chatnya langsung berubah menjadi centang biru. Satu menit berlalu tapi Ayu tak kunjung membalas pesannya. Dua menit, tiga menit, empat menit, sepuluh menit, dua puluh menit!
Sampai dua puluh menit kemudian Ayu masih juga belum membalas pesannya! Bahkan tulisan online di profil Ayu sudah tak ada sejak delapan belas menit yang lalu.
"Yu, bales, dong!" Kai mengirim pesan lagi.
Tapi tetap saja, Ayu tak kunjung membalas pesannya. Hanya dibaca, tak dibalas. Layaknya koran harian, hanya dibalas, dikomentari, tapi tidak dibalas. Pun dengan chat yang Kai kirim, Ayu hanya membaca lalu mengabaikannya.
"Ah, masa iya gue harus pake cara 'itu', sih?" gumam bocah itu.
Menurut Kai, dirinya itu adalah orang baik. Orang baik itu tak boleh mengancam, tidak boleh menghasut, dan tidak boleh berbuat curang. Tapi semua beda lagi ceritanya kalau Kai sudah ada di posisi ini.
Kai memilih foto paling bagus milik Ayu yang ada di dalam ponselnya. Kai berharap kalau cara 'ini' akan berhasil membuat Ayu membalas pesannya. Senyuman langsung menghiasi wajah Kai, saat pemuda itu menemukan foto yang cukup bagus.
Kai : "Cantik banget, kan? Kalau foto ini sampai ke anaknya Pak RT, kira-kira respon yang dia kasih gimana, ya?"
Kai langsung mengirimkan foto Ayu pada wanita itu, hanya menunggu dua menit saja Ayu langsung meresponnya. Tak tanggung-tanggung, Ayu bukan lagi membalas chat dari Kai dengan chat lagi, justru langsung menelponnya.
Kai tersenyum penuh kemenangan, dengan cepat dia mengangkat panggilan telepon dari Ayu.
"Ada apa? Tumben nih nelpon? " tanya Kai lembut.
"Heh, bocah bau kencur!" teriak Ayu, sukses bikin telinganya Kai sakit. Bahkan pemuda itu harus menjauhkan benda pipih itu dari telinganya demi kesehatan indera pendengarnya.
"Astaga, nggak usah teriak-teriak, ini bukan di hutan, lho."
"Heh, anjimm lah! Mau Lo apa sih, Kai?" tanya Ayu prustasi.
"Mau gue?"
"Iya, mau Lo apa? Hah?" pekik Ayu kesal setengah mati.
"Gue cuma mau Lo bales chat gue, nggak pake lama, Yu. Cuma itu yang gue pengen, Lo bisa, kan?" pinta Kai lembut.