Tika belum pernah melihat orang pingsan. Itu sebabnya melihat teman kantor sekaligus teman satu kostnya tiba-tiba pingsan, ia cukup panik. “Kinan, lo kenapa?” Tika memeluk tubuh yang basah itu. Ia menepuk wajah temannya yang terlihat pucat. Entah sudah berapa lama temannya yang satu ini di bawah guyuran air hujan, karena tubuhnya teramat dingin. Membuat Tika menjadi cemas. “Sebaiknya kita bawa pulang atau bawa ke dokter aja neng.” Jupri yang ikut memayungi kedua wanita itu mendadak merasa cemas juga. “Ya udah bang, kita bawa ke dokter aja.” Lalu Tika dan Jupri menyetop taxi dan membawa Kinanti ke dokter terdekat. Sementara hujan makin deras mengguyur kota Jakarta sore itu. Kinanti membuka matanya. Kepalanya masih terasa berat sekali. “Kinan, lo dah sadar?” Kinanti menoleh, ia mendap