Rayyan melangkah sambil menggerutu menuju pintu. Mengintip dari layar persegi untuk melihat siapa orang yang sudah mengganggu kesenanganya sebelum membuka pintu. Ternyata tim cleaning servise apartemen yang datang. Orang yang tadi Rayyan perintahkan untuk membeli obat dan makanan untuk Silvania. Setelah menerima bungkusan dan memberikan pemuda itu tips, Rayyan menuju dapur dan membongkar isinya, bersamaan dengan pintu kamar Silvania yang tertutup. Sial! Silvania pasti juga mengunci dirinya di dalam kamar. Hal itu jelas dilakukan untuk menghindarinya. Marah? Tentu saja Rayyan tidak akan marah. Rayyan bisa mengerti Silvania dan keterkejutannya. Kalau dia berada dalam posisi Silvania, dia bisa melakukan hal yang lebih buruk daripada itu. Dengan santainya Rayyan memilah obat-obatan. Meny