"Kurang asem!" Silvania mendongakkan kepala dan melihat Wulan duduk di kursi sebelahnya dengan wajah cemberut. "Kenapa?" tanya Silvania ingin tahu. "Saingan gue nambah lagi. Sialan!" umpat gadis itu seraya menjatuhkan wajahnya ke atas meja dan menendang udara di depannya dengan kesal sampai membuat kursi bermeja yang digunakannya berderit. "Saingan apa?" tanya Silvania masih bingung. "Saingan buat dapetin Mr. Rei." Jawab gadis itu kesal dengan ekspresi cemberut. Silvania kembali mengernyit. 'Apalagi sekarang?' batin Silvania kesal. "Emang siapa lagi saingan kamu?" tanya Silvania ingin tahu. "Gak tahu. Gak kenal." Jawab gadis itu dengan ketus. "Tadi di jalan kesini, aku lewat ruang dosen. Ada cewek, cantik. Tubuhnya tinggi, langsing. Kulitnya putih, badannya ramping. Anggun banget