"Kenapa? Uncle mau kok nikah sama kamu." ucap Rayyan yang ternyata sudah berdiri di pintu keluar dan memandang Silvania dengan senyum jahilnya sementara Silvania memandang pria itu dengan sorot ngeri. "U-uncle?" "Rayyan?!" Panggilan berbeda dari tiga suara yang keluar di saat bersamaan dengan nada yang memiliki keterkejutan membuat Rayyan memandang ibu dan juga kakak sepupunya dengan senyum di wajahnya. "Kenapa?" tanya Rayyan dengan ekspresi tak bersalahnya. "Ada yang salah?" tanyanya dengan senyum menggoda. "Mama tadi kan ngasih dua opsi sama Rayyan, keluar dari rumah atau nikah sama Cici. Jujur aja, Rayyan bisa aja keluar dari rumah, tapi masa iya Rayyan dilarang kembali ke rumah ini atau ketemu Cici selama Cici kuliah. Kalau Rayyan rindu sama Cici gimana?" tanya pria itu dengan n