Sharon menggeliat ketika membuka matanya, ada tangan kokoh melingkari tubuhnya dan semula dia tak menyadari tatapan pria itu nyaris menghunus jantungnya. Hingga suara serak dan berat seolah menyadarkan pada kenyataan bahwa dia telah resmi menjadi istri seseorang. “Selamat pagi, nyonya Marvel,” sapa pria yang mata tajamnya tampak sedikit sendu. “Ah iya, pagi,” ucap Sharon tergagap, terlalu fokus pada rahang tegas dan wajah tampan yang dimiliki pria itu. “Bisa kamu geser? Tangan saya kram,” ucap Marvel. Lagi-lagi Sharon tergagap dan menggeser kepalanya. Marvel menggerakkan tangannya seperti melakukan gerakan memutar. Sepertinya malam tadi keduanya tertidur sangat lelap. “Maaf,” cicit Sharon sambil tersenyum tidak enak. “It’s ok,” jawab Marvel yang kemudian turun dari ranjang, memungut