Hujan baru saja reda ketika Yasha tiba di rumah megah keluarga Marvel. Hari itu, langit menggantung abu-abu dan udara menyisakan kesejukan lembab. Daun-daun basah meneteskan air terakhirnya di pekarangan luas rumah itu. Yasha memandangi bangunan megah yang menjulang di hadapannya, dengan langit-langit tinggi dan kaca besar di tiap sisinya. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum menekan bel. Seorang pelayan membukakan pintu dan segera membawanya ke dapur belakang tempat Sharon telah menunggunya, mengenakan apron krem muda dan rambut dikuncir rapi. Dia tampak sedikit lelah, namun tetap menyambut Yasha dengan senyum hangat. “Pak Marvel sedang dinas ke luar negeri, ya?” tanya Yasha pelan setelah meletakkan tas bumbunya. Sharon mengangguk. “Tiga hari ke Eropa. Tadi pagi kirim kabar, tapi kat