Hari itu mendung menggelayut manja di atas langit Ibu Kota. Marvel masuk ke ruang kerja mendiang ayahnya di rumah keluarga Sinathrya yang dia tempati sekarang. Dia sudah menjadikan tempat itu sebagai ruang kerja keduanya selain di Sinathrya group. Dia membuka laci meja besar yang kini menjadi tempat penyimpanan barang-barang peninggalan. Tangannya menyentuh kotak kayu kecil berukir emas, kotak tempat pulpen kesayangan ayahnya. Marvel tersenyum kecil, mengingat betapa sang ayah selalu memakai pulpen itu di rapat-rapat penting. Namun saat dia mengangkat pulpennya, dia melihat sesuatu di bawahnya. Dia meletakkan pulpen itu di meja dan menarik lapisan kotak itu. Tampak sebuah kertas terlipat berwarna cokelat pucat, dengan tepi yang mulai mengelupas. Tak ada nama, hanya tulisan tangan yang